Selasa, 27 Mei 2014

cross battom

Review Album, Aku dan Kita (CrossBottom – 2009)

CrossBottom

Kalian sudah pernah mendengar nama band CrossBottom?
Bukan, ini bukan grup band kaum salibis hanya gara-gara namanya berunsur “cross” dan logonya ada palang salibnya, malah kalau tak salah tebak, anggota-anggotanya tak ada satupun yang orang gereja.
CrossBottom adalah sebuah grup band Indonesia yang dibentuk di Jogja sekitar 15 tahunan silam. Dan dalam rentang waktu yang lama itu, ia telah cukup lama malang melintang dari panggung ke panggung di Jogja dan sekitarnya.
Pada 2001, album pertama mereka berjudul “CrossBottom” (self-titled) dirilis ke pasaran dan menjadi penanda awal kiprahnya di kancah musik nasional. Delapan tahun sesudahnya, diwarnai dengan pindah label rekaman yang baru, “Aku dan Kita” menjadi album keduanya yang dirilis sekitar bulan Juli 2009 yang lalu.
Lalu apa spesialnya CrossBottom sampai nongol dan di-review di blog ini?
Oh well, mereka adalah teman-teman lamaku.
Aji (gitar), Pagon (bass) dan Armi (vokal) adalah teman dan CrossBottom adalah tempat tumbuh bersama di periode tahun 1994 -1998 an, saat aku masih muda dan menggebu untuk nge-band.
Saat masih menganggap bahwa salah satu syahwat terindah adalah kalau saat band kita manggung tiba-tiba sejurus kemudian ada seorang atau beberapa gadis manis memberikan bunga dan bilang “Terimakasih, band kalian bagus!”
Damn!
Secara keseluruhan, bagiku album “Aku dan Kita” adalah album yang cukup bagus, memiliki karakter meski sekaligus adalah wujud kompromi yang cukup besar yang telah dilakukan CrossBottom.
Kompromi yang kumaksud adalah tentang tataran antara idealisme bermusik mereka melawan kemauan industri rekaman yang sedang menjadi trend. Tentu bukan sesuatu yang mudah, seperti yang diakui Armi sendiri kepadaku via YM beberapa waktu lalu, tapi setidaknya ini adalah awalan yang baik untuk nantinya (semoga) idealisme musik mereka yang menang dan bukannya mereka yang justru larut dalam arus trend global.
Dari sepuluh tracks yang ada di album itu sejujurnya tak semuanya kusukai.
Barangkali ini subyektif sekali, tapi aku harus mengatakan apa yang menjadi hasil dari penilaianku setelah beberapa hari bergelut dengan lagu-lagu mereka dan sejenak menyisihkan koleksi-koleksi U2 dari alat pemutar lagu digitalku.
Sebelum Kau Pergi.
Track ini kutaruh di tempat pertama sebagai lagu yang paling kusuka.
Bisa dibilang, lagu ini adalah lagu dengan pertaruhan kompromi yang terkecil.
Aku melihat warna karakter yang sama dengan apa yang dulu, 10 tahunan silam mereka selalu tunjukkan. Ada kerjasama yang indah lagi rancak tiap instrumennya dan aku tak bisa tidak harus menyaluti khususnya pada Pagon, lelaki yang dulu pendiam itu karena permainan bassnya terasa begitu improving.
Warna vokal Armi yang “Eddie Vedder” sekali itu pun tampak sangat kuat di sini nyaris tak berubah.
Label yang harus kusematkan dalam lagu ini adalah: Pearl Jam, progressive rock serta seattle sounds meski agak sedikit dihaluskan.
Engkau Tak Sendiri.
Lagu ini memiliki chord progressionnya unik.
Army bilang padaku, ide besarnya adalah The Beatles sehingga tak heran jika kemudian terdengar drumnya bernuansa vintage, garage organ juga menjadi satu hal yang musti ditonjolkan dan yang mengagetkan adalah pada saat bridge, CrossBottom memunculkan warna “reggae” meski hanya untuk beberapa saat saja. Konsep lagu ini juga lepas dari soal “percintaan” dan bunyinya lebih universal. Aku menempatkan lagu ini sebagai lagu nomer dua yang kusuka di album ini.
Seraut wajah
Soulnya natural ditambah lagi dengan suara ketipung, lagu ini memang country abis!
Waktu pertama kali mendengarnya, aku langsung berpikir bahwa lagu ini barangkali cocok dibawakan oleh seorang Franky Sahilatua sekalipun!
Secara khusus aku angkat jempol untuk kerja sama antara Aji dan Wahyu (dua-duanya gitaris) pada saat interlude, sahut-sahutannya keren!
Gila
Lagu ini masuk dalam kategori up-beat tapi uniknya tetap bermukim di area country rock. Entah knapa suka dgn pilihan kata-kata “menanti hadirmu disitu di bangku taman kota seperti biasa”
Salah satu lagu yang cocok untuk didengarkan setiap pagi, mengawali hari…
Cinta Takkan Mati
Lagu ini menarik!
Kalau kalian orang lama yang akrab dengan Live, grup musik alternatif asal Amerika yang ngetop di era 90-an, lagu ini seperti menjadi pembuktian CrossBottom tentang besarnya pengaruh Live di dalam musik mereka.
Permainan gitar Aji dan pola main bass-nya Pagon disambung dengan liukan nada yang diambil “Army” semenjak paruh akhir lagu setelah interlude melemparku pada Lightning Crashes dan Turn My Head-nya Live.
Aku berani tebak, lagu ini akan jadi single kojo yang membuat para penggemar wanita merapat ke CrossBottom :)
Ada rhym yang begitu kuat yang dibentuk dari beat serta kekuatan lirik di lagu ini.
Aku dan Kita
Lagu ini memiliki beat sedang, dan aku tak tahu kenapa judul lagu ini dijadikan sebagai judul album mereka.
Sudah
Pada beberapa penggalan awal lagu, batas antara trend sekarang dengan irama lagu ini sangatlah tipis. Aku nyaris terjebak untuk menghakimi bahwa tampaknya mereka menyerah juga.
Menurutku fill in gitar di awal tak perlu-perlu amat.
Tapi aku harus akui, reffrein lagu ini menjadi juru selamat didukung lagi dengan power drum Anton yang bagus dan, selamatlah mereka di telingaku :)
Hujan
Lagu ini mengingatkanku pada lagu-lagu slowrock akhir 80an, tak terlalu mudah untuk dibilang easy listening tapi asyik juga dan.. hey, kenapa kok dikasih judul “Hujan”? Entah telingaku yang salah atau gimana, tapi aku tak menemukan kerangka yang kuat sehingga lagu ini harus diberi nama “Hujan”
Ketika Kita Jauh
Lagu ini bagus! Aku bayangkan dalam performa livenya, CrossBottom akan menyisakan Armi saja di atas panggung sementara yang lain istirahat karena memang lagu ini hadir dalam balutan suara keyboard saja tanpa drum, bass juga gitar.
Tapi satu yang menjadi pertanyaanku adalah, “Apakah kalian jadi harus bawa additional player khusus keyboard untuk membawakan live lagu ini?”
Aku Datang
Barangkali sekarang atau sebentar lagi, video clip lagu ini akan wira-wiri di layar televisimu. Dan hampir bisa dipastikan, kalian akan familier dan sering bersenandung “Aku datang.. membawa cerita lama…”
Yup, lagu yang catchy dan easy listening ini dijadikan single pertama mereka dalam album ini. Akan tetapi dari penilaianku, justru di lagu inilah CrossBottom melakukan kompromi yang paling tinggi ketimbang lagu-lagu lainnya.
Tapi apa boleh buat? Kuyakin setelah sekian lama malang melintang, konsekuensi hidup dari musik membawa mereka ke dalam pertaruhan yang besar, hidup penuh idealisme tapi dijauhi pasar atau melakukan kompromi dan digemari orang-orang.
Sukses selalu CrossBottom!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar